Kepercayaan
Bila
dalam konteks agama, kepercayaan adalah keyakinan pada suatu anutan azas yakni
agama yang dianut. Dalam konteks ini, kepercayaan dikenali sebagai Akidah atau
Iman. Sedangkan kepercayaan dalam konteks psikologi adalah suatu keadaan jiwa yang
berkaitan dengan sikap propositional attitude atau kepemihakan. Kepercayaan
umumnya adalah akuan akan benarnya sesuatu perkara. Biasanya, seseorang yang
menaruh kepercayaan atas sesuatu pekara itu akan disertai oleh perasaan 'pasti'
atau kepastian terhadap pekara yang berkenaan.
Kepercayaan
adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki
keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh
situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu
keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang
yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai.
Kepercayaan
adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya
berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan
konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari
tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan
tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk
mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya. Hal ini mendefinisikan
kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan
melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang
penuh ketidakpastian.
Kepercayaan
terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang
yang dipercaya. Penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan didasarkan atas
kepercayaan. Kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal
satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online
mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Kepercayaan
dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Kepercayaan
konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos
dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja
melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang
akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah
dijanjikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah
kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan
harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan,
meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.
Adapun
kepercayaan itu dikatakan berkaitan dengan sikap pemihakan, kerana ia senantiasanya
melibatkan penekanan, penuntutan dari seorang individu mengenai suatu kebenaran.
Kebenaran yang dituntut itu mungkin benar, dan mungkin palsu secara objektif,
tetapi bagi individu yang berkenaan ia adalah sahih.
Saat
Anda berada dalam proses memperkerjakan seseorang atau saat bertemu orang baru,
akan sangat sulit untuk menentukan apakah orang tersebut dapat dipercaya.
Meskipun Anda memiliki kesan pertama yang baik terhadap orang tersebut, kesan
pertama bisa salah atau kurang dapat diandalkan. Untuk menentukan apakah orang
tersebut dapat dipercaya secara profesional maupun personal, Anda harus
memperhatikan perilakunya dan memperoleh bukti karakter yang ia miliki dalam
bentuk referensi, saran, maupun testimoni.
Mendapat
kepercayaan dari seseorang bukan perkara yang mudah untuk kita peroleh. Tidak
banyak seseorang mau memberikan suatu kepercayaan terhadap orang lain meskipun
orang tersebut sudah lama dikenalnya. Menjadi orang yang dapat dipercaya sangat
penting dalam kehidupan sosial kita, baik di dalam lingkungan rumah, pekerjaan,
dan juga pergaulan. Bisa menjadi pribadi yang bisa dipercaya adalah suatu
keuntungan yang patut untuk dijaga dan dipelihara. Karena kepercayaan dari
orang lainlah karier dan peran kita bisa semakin naik atau maju dan juga kita
bisa menjadi seseorang yang disukai oleh banyak orang.
Memang
tidak mudah meyakinkan seseorang untuk dapat mempercayai kita sepenuhnya, perlu
adanya pembuktian bahwa kita layak untuk menerima suatu kepercayaan tersebut.
Berikut kiat–kiatnya:
Mengembangkan
dan mengerjakan tugas atau pekerjaan yang sudah diberikan: Tugas dan pekerjaan
adalah alat ukur untuk mengetahui seberapa mampu seseorang menyelesaikan tugas
dan pekerjaan yang diberikan. Jika kita sudah sering menyelesaikannya dengan
baik dan sesuai dengan apa yang diminta oleh orang yang memberikan pekerjaan
itu, maka kita bisa menjadi bahan pertimbangan untuk diberi suatu kepercayaan
tertentu. Tetapi hal ini saja masih belum cukup untuk menyakinkan bahwa Anda
adalah orang yang pantas untuk menerima kepercayaan itu.
Tidak
pernah mengabaikan hal–hal yang kecil atau sederhana: Kepercayaan adalah suatu
tanggung jawab yang harus kita jaga dan kerjaan, meskipun hal tersebut adalah
tanggung jawab yang dapat dibilang kecil atau sederhana. Tanggung jawab yang
besar tidak akan pernah datang kepada Anda jika tanggung jawab yang kecil saja
Anda sepelekan. Jika Anda setia dengan hal-hal yang sederhana, hal–hal yang
besar nantinya juga akan Anda terima. Dan juga kerjakanlah tanggung jawab yang
telah diberikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita.
Rendah
hati dan juga tidak mengingkari janji: Salah hatu hal yang bisa menjadi
pertimbangan seseorang memberikan kepercayaannya kepada Anda adalah melalui
sifat dan karakter Anda. Jika Anda adalah orang yang banyak bicara dan
cenderung suka membicarakan diri Anda sendiri atau menyombongkan diri, maka
kepercayaan tersebut akan semakin menjauh dari Anda, dan begitu sebaliknya.
Biasakan juga untuk menepati janji yang sudah Anda buat, apapun janji tersebut
sebisa mungkin Anda tepati. Karena kebiasaan ini membuat seseorang dengan mudah
mempercayai Anda.
Jujur
dalam setiap hal: Bukan hanya orang baik saja yang menyukai kejujuran orang
jahat pun menyukainya. Menjadi pribadi jujur sepanjang hidup memang tidak
mungkin, pasti ada saat-saat di mana seseorang berbohong. Tetapi jika kita
ingin menjadi orang yang dapat dipercaya maka syarat utamanya adalah kejujuran
tersebut. Mungkin akan ada yang terluka entah itu Anda atau orang lain dengan
kejujuran yang Anda miliki, tetapi ingat bahwa kebohongan akan melahirkan
kebohongan lain juga yang tentunya juga akan merugikan diri Anda.
Milikilah
ketekunan dan kesetiaan: Ketekunan dan kesetiaan juga tidak lepas dari
kesabaran, ketahanan, dan juga sebuah harapan. Mungkin kita pernah merasa bosan
dan jenuh dengan pekerjaan yang telah lama kita kerjaan, tetapi ingat bahwa
jika kita mengerjakan segala sesuatu dengan tekun dan penuh dengan kesetiaan,
sesuatu hal yang besar pasti akan datang kepada kita.
Mengesampingkan
kepentingan diri sendiri: Tidak banyak orang mau untuk mengesampingkan
kepentingan pribadinya untuk sebuah kepentingan bersama. Jika kita berada dalam
kondisi dimana kita dituntut untuk profesional dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan, mau tidak mau keegoisan kita harus dikesampingkan dahulu. Dengan
begitu orang lain akan menilai kita bahwa kita memang pantas memperoleh
kepercayaan tersebut.
*(Widyawati Nurhadi,
Spsi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar