BERDAYA BERKARYA UNTUK
GARUT
Oleh: Reni Marlina
Sebagai
anak daerah yang lahir di Garut, Asli Garut. Tak aka nada habisnya jika
membicarakan terkait Kota sejuta potensi dan pesona ini, yaitu Garut. Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota
Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan
hitterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten
Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan
Kabupaten Bandung, sekaligus pula berperan di dalam mengendalikan keseimbangan
lingkungan. Orang
menyebutnya dengan sebutan “Kota Intan”.
Sedikit
berbicara sejarah, Pada tanggal 8 Desember 1960,
Soekarno, presiden Indonesia saat itu berkunjung ke Garut. Pada kunjungannya,
Soekarno merestui julukan Kota Garut sebagai “Kota Intan”. Julukan
kota intan bukan berarti Garut sebagai penghasil intan. Namun, Pantulan
cahaya lampu kota membuat sungai Cimanuk gemerlap pada malam hari,
layaknya butiran intan.
Garut
dengan sejuta potensi dilihat dari segi sumber daya alam kota Garut ang
melimpah. Salah satunya adalah Garut Selatan. Mempunyai dua titik potensi panas
bumi, berada di kawasan Cilayu yang terletak antara Kecamatan Cisewu dan
Talegong, serta kawasan Arinem yang
berada diantara Kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan.
Kepala
Dinas Sumber Daya Air Mineral dan Pertambangan (SDAP) Kabupaten Garut Uu
Saefudin menyebutkan, dua titik tersebut memiliki potensi panas bumi lebih dari
100 megawatt. Karenanya, pemerintah pusat melalui Kementrian ESDM merencanakan
program penyelidikan lebih lanjut mulai 2015. Banyak sekali potensi-potensi yang
di jadikan ajang memperkenalkan Garut ke seluruh penjuru negeri.
Kabupaten Garut memiliki pantai
seluas ± 80 km, dengan pantai selatan yang memiliki potensi berupa Zona Ekonomi
Ekslusif (ZEE) dengan areal penangkapan sekitar 28 km yang diperkirakan
memiliki potensi lestari (MSY) sebesar 166.667 ton/tahun dan luas
areal teritorial sekitar 12 mil laut dengan MSY sebesar 10.000 ton/tahun.
Tapi hal yang patut disayangkan, nalayan Kabupaten Garut baru memanfaatkan zona
territorial dengan hasil tangkapan 4,994,16 ton (atau sekitar 49,94% dari
potensi yang ada) pada tahun 2006. Penyebab ini diperkirakan karena armada
penangkapan yang dimiliki baru perahu atau sejenis kapal ukuran kecil. Umumnya,
perikanan yang ditangkap di daerah perairan selatan Kabupaten Garut adalah
Baronang, Bawal Hitam, Cakalang, Cumi-cumi, Cucut Botol, Tuna, Tongkol,
Lobster, Kerapu, dan ikan hias. Tidak hanya itu, kekayaan laut lainnya seperti
rumput laut juga cukup berpotensial.
Selain potensi laut dan pantai,
Garut juga memiliki potensi tambak di sepanjang garis pantai yang berkisar 1000
Ha. Potensi ekosistem tersebut terdiri dari terumbu karang, mangrove, padang
lamun, dan estraria. Potensi sumberdaya lain yang terdapat di Kabupaten Garut
adalah sumberdaya energi dari pasang surut yang dapat dikonversi menjadi energi
listrik terutama pada daerah-daerah teluk dan estuaria. Sumberdaya mineral
antara lain berupa biji timah, pasir, besi, pasir pantai, batu, koblat, mangan,
tembaga dan lain-lain.
Kemudian setelah berbicara potensi
SDA yang ada di kabupaten Garut ini, ada beberapa hal terkait sosial budaya, salah satunya adalah sikap atau
attitude yang dimiliki mayoritas orang Garut yaitu “Silih Asah, Silih Asuh,
Silih Asih”. Ini
merupakan suatu kekuatan ukhuwah yang di miliki orang Garut yang artinya masyarakat bisa saling tolong menolong dan
menjaga satu sama lain. Sikap ramah tamah yang diajarkan nenek moyang terdahulu
masih melekat sampai saat ini. Semoga kita bisa selalu menjaga nya di tengah
budaya-budaya barat atau modern masuk ke lingkungan sosial kita.
Satu khas makanan yang menjadi Ikon
nya kota Garut yaitu “Dodol Garut”. Makanan yang dibuat nenek moyang terdahulu ini, yang terbuat
dari gula, tepung dan lainnya menjadi salah satu sebutan hangat untuk kota
tercinta ini,
dengan makanan khas nya. Kemudian yang tak kalah tenarnya yaitu Domba Garut atau lebih dikenal dengan
sebutan domba priangan adalah hasil dari persilangan antara domba Indonesia,
domba Merino dan domba Afrika. Jenis domba ini dikembangkan di Kecamatan
Wanaraja, Banyuresmi, Singajaya, Banjarwangi, Cikajang, Bungbulang, dan Cisewu.
Domba Garut
memiliki bentuk fisik yang cukup besar, dan merupakan domba penghasil daging
yang berkualitas bagus.
Dengan berbagai potensi, pesona dan
budaya kota Garut. Pasti memiliki suatu permasalahan, salah satu nya adalah permasalahan
yang terjadi daerah pedesaan yang jauh dari hingar bingar penguasa.
Permasalahan dalam sektor pendidikan, disebabkan karena minimnya
sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan bagi kehidupan dan masa depan, akses
atau rute perjalanan menuju sekolah yang sulit dijangkau tanpa kendaraan
meskipun pendidikan dibebasbiayakan, minat peserta didik yang terintangi oleh pribadi
masing-masing yang ingin terus bebas bermain dan tidak ingin menuntut ilmu.
Permasalahan mengenai pendidikan ini mengakibatkan tingkat pendidikan masih
tergolong rendah sehingga terjadi keterbelakangan ilmu bagi penduduk desa serta
terhambatnya pengembangan desa karena keberadaan sumber daya manusia yang
kurang terlatih.
Permasalahan lainnya berada di
sektor aksesibilitas, dimana terdapat minimnya perhatian terhadap sarana dan
prasarana desa seperti masalah penerangan dan jalan yang cukup rusak parah, minimnya
anggaran dana untuk pembangunan, belum tersedianya angkutan umum selain ojek,
peningkatan biaya produksi dan distribusi hasil desa, serta infrastruktur dan
pembangunan desa yang terhambat.
Pada sektor ekonomi terdapat
permasalahan mengenai mata pencaharian mayoritas masyarakat desa yaitu bertani
dan bercocok tanam yang selalu bergantung pada keadaan musim dan faktor cuaca
serta upah yang diperoleh bernilai minimum bagi buruh tani. Selain itu,
keberadaan koperasi yang telah dibentukpun semakin pudar karena pembayaran
kredit masyarakat sering terhambat menyebabkan gangguan alur keuangan. Akibat
dari terganggunya sektor ekonomi adalah banyak masyarakat yang meminjam ke
tengkulak (rentenir) apabila memerlukan dana dan hasil peminjaman memiliki
bunga yang cukup besar, serta penghasilan minimum masyarakat yang habis oleh risiko
kehidupan sehari-hari.
Dengan sumber daya alam yang
melimpah rasa nya miris sekali apabila diolah atau di urusi dengan SDM yang
kurang memadai dalam bidangnya. Garut punya sejuta potensi untuk di berdayakan.
Sebagai anak daerah yang memiliki ‘Jati diri’ yang mengatas namakan ‘Asli Orang Garut’ sudah semestinya kembali ke daerah dengan
kontribusi-kontribusi untuk daerah tercinta.
Pertama, dari segi perbaikan SDM-nya dengan meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah. Kedua, kesadaran terhadap orang tua dan penekanan bahwa
pendidikan itu penting untuk bekal masa depan si anak. Ketiga, Peningkatan
UKM-UKM daerah yang memiliki skill dalam dunia bisnis. Keempat, dukungan pemerintah terhadap kegiatan
anak-anak muda dalam rangka peningkatan daerah Garut.
Dengan demikian, penulis menekankan
bahwa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan di daerah Garut. Yuk berdaya dan berbudaya buat Garut!
~