Rabu, 02 Agustus 2017

COBAAN ATAU PERINGATAN?







Setiap orang yang beriman akan diuji terlebih dahulu dengan berbagia cobaan seperti malapetaka, kesengsaran dan kehinaan. Saking beratnya cobaa yang diterima, sampai-sampai mereka bertanya kapan pertolongan Allah. Allah swt. berfirman:

“Apakah kamu menyangka akan masuk surga, sementara belum datang kepdamu cobaan apa yang telah Allah timpakan kepada orang-orang sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, kehinaan, sehinga berkata Rasul dan orang-orang beriman bersamanya :kapan pertolongan Allah datang? Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS.Al- Baqarah : 214) ayat ini menjelaskan kalau setiap orang yang beriman akan diberikan ujian terlebih dahulu untuk mengetahui sebera besarkah keimanan seseorang.

Kalau diuraikan secara jelas paling tidak ada empat macam bentuk ujian yang diberikan Allah kepada hambaNya. Pertama, cobaan dalam bentuk fisik. Banyak dapat kita jumpai orang- orang yang tidak sempurna dalam fisiknya namun iman dan ketakwaannya yang membawanya pada kemuliaan. Dimana dengan keterbatasan fisik bukan berarti menghalanginya untuk terus belajar akan ilmu pengetahuan baik ilmu dunia maupun akhirat. namun sebaliknya banyak orang yang fisiknya sempurna namun merasa gengsi untuk terus menyempurnakan akhlaknya dengan mendalami ilmu agama.

Kedua, ujian dalam bentuk harta. Allah menguji hambaNya dengan memberikan harta yang banyak. Sanggup atau tidakkah seseorang mengahadapi ujian tersebut. Apakah ia bisa menggunakan kekayaan itu pada tempatnya atau tidak. Termasuk akan diuji mau atau tidaknya ia menyalurkan hartanya di jalan Allah. Misalnya membayar zakat, begitu juga kebiasaan untuk berinfak dan bersedekah. Ujian harta ini adalah ujian yang banyak membuat orang- orang yang lupa akan urusan ukhrowinya. Kita sering melihat kejadian seperti ini bukan? Dimana ada orang yang rajin ibadah yang hidupnya biasa- biasa saja dengan orang yang tidak rajin ibadah namun kehidupannya penuh dengan kemewahan. Hal ini disebut dengan perilaku istidraj. Perilaku istidraj  adalah perilaku dimana Allah memberikan ujian berupa harta dunia kepada seseorang dengan maksud menutup pintu hatinya karena hatinya telah dibutakan oleh urusan duniawi.

Ketiga, ujian dalam bentuk ketiadaan harta. Artinya Allah berikan kemiskinan untuk menguji kadar iman seseorang. Dalam ujian banyak pula dari hamba Allah yang tidak dapat melewati ujian ini. Ada suatu kalimat yang mengatakan kefakiran adalah pintu gerbang menuju kekafiran. Maksud dari kalimat tersebut adalah apabila kita lemah dari ekonomi maka akan sangat mudah bagi kita untuk menjadi orang kafir. Dimana pada posisi ini akan ada banyak sekali ujian –ujian yang menghampiri bahkan sampai menjual aqidah islam pada aqidah yang lain. Dalam kemiskinan orang mudah sekali ditipu daya dengan diiming- imingi sebuah gaji atau pekerjaan yang dapat menopang hidupnya. Karena rasa keterpurupak dan keputusasaan orang akan mudah untuk diperdayai. Tanpa pemahaman yang baik terhadao ujian, seseorang akan menganggapnya sebagai kesialan, atau bahkan sebuah kutukan dari Allah swt. masalah yang terparah dari ujian ketiga ini adalah hilangnya rasa kepercayaan kepada RabbNya. Dengan tidak percaya bahwa kekuatan Allah itu ada, maka seseorang akan lemah dan mudah menyerah. Dalam kondisi lemah dan frustasi, akibat ujian yang terus datang betubi- tubi, seseorang akan muda mencari hal-hal di luar nalar sehat.

Keempat, ujian dalam bentuk kekuasaan. Cobaan dalam kekuasaan ialah apakah ia mampu menjalankan roda kekuasaan yang diamanahkan atau tidak. Fir’aun adalah orang yang gagal dalam menjalankan amanahnya sebagai pemimpin. Sementara contoh pemimpin yang mampu mejalankan amanah adalah Umar bin Abdul Aziz, salah seoarang khalifah di zaman Dinasti Umayyah. Beliau menangis pada saat jabatan khalifah dibebankan ke pundaknya. Ia khawatir kalau- kalau amanah ini tak sanggup ia pikul. Kehati- hatiannya ia teraplikasi ketika ia menjalankan kekuasaan.

Jadi dalam melihat ujian kita sebagai hambanya harus melihat dari beberapa hal : apakah ini cobaan atau peringatan dari Allah. Sekiranya ini adalah cobaan, mkaa kewajiban kita untuk besabar. Namun apabila ujian ini adalah peringatan, maka tugas kita untuk merenung sejauh mana jaran agama telah kita tinggalkan.
Wallahu’alam Bisshowab

(Wiwi)
****
" terus berjuang apapun hambatanya karna yakin apapun yang kita tuju niatnya karna Allah pasti akan tercapai...."
~



ORGANISASI MENUJU PERADABAN DUNIA



ORGANISASI 

MENUJU PERADABAN DUNIA

 





            Mengenai kehidupan tidak terlepas dari status makhluk sosial. WHY ??? Karena manusia takkan bisa menjalankan kehidupannya seorang diri. Bohong jika ada manusia yang tidak membutuhkan orang lain. Seperti halnya makhluk hidup lainnya juga membutuhkan orang lain. Terlebih manusia yang identik dengan sebutan makhuk sosial.

Layaknya hal tersebut akan timbul interaksi satu sama lain, sehingga terjalin komunikasi. Komunikasi pada teknologi memacu jaringan sosial yang luas. Begitu juga dengan manusia, jika manusia memiliki komunikasi yang baik antarsesama. Yang kemudian membuat manusia berpikir untuk mengadakan perkumpulan sebagai langkah awal berorganisasi.

Suatu perkumpulan yang rutinitas inilah memunculkan gagasan dibentuknya sebuah organisasi. Tentunya didasarkan pada satu tujuan bersama. Maka dari itu organisasi terbentuk yang tidak memandang usia. Karena salah satu adanya organisasi dibuat bukan untuk menunjukkan kelebihan salah seorang di perkumpulan tersebut. Melainkan adanya tujuan dan kesejahteraan dari elemen dalam organisasi tersebut.

            Di kalangan remaja, seperti pelajar maupun mahasiswa bahkan orangtua, masih banyak yang gemar dengan berorganisasi. Selain menambah jaringan pertemanan, dengan organisasi akan terbentuk karakteristik jiwa peradaban. Yang tentunya menjadi solusi atas permasalahan yang terjadi di sekelilingnya.

            Dari hal kecil saja bisa dijadikan sesuatu pendongkrak peradaban, jika tujuan berorganisasinya satu dalam tiap anggotanya. Kekompakkan dan sikap saling menghargai sangat penting dalam berorganisasi. Sifat individualis akan menimbulkan perpecahan pada organisasi tersebut.

            Jadikan diri untuk terus berpacu berorganisasi sehingga menjadi penilaian tersendiri dan menjadi solusi peradaban dunia.

(Aulia Putri)
***


 
  

MEMBANGUN SIRATURRAHIM DENGAN NASI GORENG



MEMBANGUN SIRATURRAHIM 
DENGAN NASI GORENG



Bukan pizza atau burger apalagi minimarket sejuta rakyat Indumart atau Alfumart, yang ada justru nasi goreng. Bagi orang Indonesia nasi goreng memang sudah tidak asing lagi, namun bagi orang luar negeri sana mungkin agak aneh. Bisa jadi mereka menyebut orang Indonesia aneh banget kali ya.

Coba bayangin aja, dari beras yang udah di masak matang menjadi nasi, eh udah matang malah di goreng lagi. Aneh kan! tapi jangan salah, makanan yang satu ini pernah mengisi sendi-sendi perjalanan hidup saya. entah Kala itu dapat wangsit dari mana tiba-tiba saja ada ide yang muncul untuk jualan nasi goreng meski perjalanan usaha tersebut tak semulus kuali nasi gorengnya, namun banyak hal yang bisa saya petik dari kegagalan tersebut.

Nasi goreng merupakan makanan alternatif orang Indonesia ketika malam hari menyambut. Selain makanan ini dapat mengenyangkan perut yang kosong juga punya kelezatan tersendiri serta rasa yang berbeda-beda tiap daerahnya. Semisal saja perbedaan antara nasi goreng di daerah asal saya (Pasuruan JATIM) sama nasi goreng di kediaman sementara saya sekarang ini (Parung-Bogor JABAR).

Nasi goreng di daerah saya, sebut saja dari segi warna, warna lebih umum dengan warna merah saos tomat, meski kadang sebenernya bukan benar-benar saos tomat, melainkan campuran sayur-sayuran seperti wortel, ubi dan lain-lain plus sedikit tambahan pewarna makanan. Sedangkan Untuk saos perasa sendiri lebih banyak memakai saos Raja Rasa. Ketika ada penjual nasi goreng yang tidak mengikuti kaedah-kaedah tersebut, bisa di bilang kurang di minati oleh para pembeli.

Beda daerah beda rasa, untuk Nasi Goreng khas Bogor sini atau daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Dari segi warna lebih umum dan dominan dengan warna hitam karena didominasi dari warna kecap. Sedangkan untuk pemakaian saos perasa lebih sering memakai saos inggris sebagai tambahan aromanya. Sebaliknya, mungkin jika Nasi Goreng di sini memakai warna merah yang meniru khas Jatim bisa jadi kurang diminati oleh pembeli karena tidak sesuai dengan kaedah setempat.

Meski sebenernya tidak pernah ada yang tahu dan mengklaim Rasa dan Warna Nasi goreng mana yang paling benar, karena sampai saat ini pun belum ada undang-undang yang mengatur standarisasi pembuatan Nasi Goreng. Untuk urusan pengolahan nasi goreng, jangan tanya lah. Maklum, sedikit banyak saya pernah berkecimpung di dunia per-Nasi Gorengan. Mulai dari kelas rumah makan, Gerobakan hingga Rumahan.

Yang menarik ternyata nasi goreng bukan hanya mampu menghilangkan rasa lapar, namun juga mampu menghilangkan rasa kedengkian antar partai. Simak saja pertemuan antara Prabowo Subianto (GERINDRA) dan SBY (DEMOKRAT) pada kamis 28 Juli 2017 kemaren. Pertemuan yang membahas  permasalahan kenegaraan tentang UU Pemilu tersebut di bumbui dengan lezatnya Nasi Goreng Cikeas.

Prabowo dalam konferensi pers-nya pun sempat berujar “Nasi goreng Cikeas luar biasa enakny”, artinya nasi goreng itu untuk semua kalangan, penikmat nasi goreng tidak hanya dari kalangan bawah saja. Ternyata Sekelas prabowo juga menjadi penikmat makanan khas Indonesia yang satu ini. bahkan dia sempat mengakui dengan jujur jika rasa nasi goreng tersebut menyaingi rasa nasi goreng Hambalang di kediamanya. Sampai-sampai beliau berkata, “intel Pak SBY ternyata masih kuat, karena mampu mengetahui kelemahan pak Prabowo. Asal di beliin nasi goreng, pak Prabowo setuju-setuju aja.”

Pertemuan yang membahas UU Pemilu tersebut merupakan bagian dari sambutan baik pak SBY setelah beliau mengaku mendapat banyak ajakan untuk bertemu dan menyikapi UU Pemilu setelah DPR mengesahkannya. Lantaran ketika UU Pemilu disahkan SBY lagi berada di luar negri. Menurutnya pengesahan UU Pemilu tesebut merupakan hasil proses politik yang melukai rakyat. Oleh sebab itu perlu adanya komunikasi politik dari berbagai kalangan demi menghindari hal yang dapat merugikan rakyat.

Yang paling mendapat sorotan dari UU pemilu adalah terkait ambang batas presiden atau presidential threshold. Partai atau gabungan partai baru bisa mengajukan calon presiden jika mampu memperoleh 20% perolehan suara DPR atau 25% perolehan suara nasional. Menurutnya ketentuan ini bertentangan dengan prinsip keserentakan dan keluar dari nilai-nilai demokrasi.

Memang dari pertemuan tersebut tak sedikit yang menyebut itu adalah penjajakan koalisi, pak Jokowi sendiri mengatakan, ”Pertemuan Prabowo-SBY baik asalkan untuk kepentingan bangsa.” sebenernya mau di sebut apapun boleh, malah bisa jadi itu juga merupakan pertemuan saling menjajakan bisnis kuliner mereka, yah bisnis Nasi Goreng. Buktinya tak tanggung-tanggung SBY dalam menjamu tamunya. Bukan hanya makananya yang di suguhkan, Beliau juga mendatangkan sekaligus dengan gerobaknya.

(Hurie)
***