Rabu, 03 Mei 2017

Sambut Hari Pendidikan Nasional 2017 Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI) Suarakan Aspirasi Mahasiswa





Sambut Hari Pendidikan Nasional 2017


Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI) Suarakan Aspirasi Mahasiswa





Jakarta 02 Mei 2016 - Menyambut hari Pendidikan Nasional sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI), mengadakan Aksi menyuarakan aspirasi di depan gedung Kemendikti kemudian bertolak ke gedung Kemendikbud. Aksi dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan totalitas perjuangan. Aksi ini diikuti oleh perwakilan dari Universitas pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Yarsih, Universitas Negri Jakarta (UNJ), Institut Pertanian Bogor (IPB), STEI Sebi, STEI Tazkia, dengan massa aksi  berjumlah sekitar 100 mahasiswa.

Aksi dimulai sekitar pukul 13:00 di depan gedung Kemendikti, massa aksi mendesak untuk bertemu langsung dengan Mentri Pendidikan namun sangat disayangkan, yang bersangkutan sedang berada di luar kota, sehingga massa Aksi merasa kecewa. “Padahal, rencana pertemuan ini telah dikomunikasikan dan disepakati terlebih dahulu sebelum aksi digelar .” Ujar Ihsan Munwar selaku koorditor wilayah BEM SI Jabodetabek.

Massa aksi menuntut perbaikan sistem pendidikan di Indonesia baik tingkat menengah ataupun tingkat perguruan tinggi. Didepan gedung Kemendikti, Mahasiswa yang tergabung dalam  Aliansi BEM SI menyayangkan atas kinerja pemerintah yang dianggap tidak berkompeten menyelesaikan permasalahan yang ada. Sehingga pemerintah menyerahkan segala keputusan dan kewenangan kepada setiap kampus, yang mana ini berpengaruh pada biaya UKT yang semakin tinggi dan mencekik . Mahasiswa juga mnuntut kepada Kemendikti agar menghapuskan komersialisasi di lembaga pendidikan, ujar Suparno (UPI) dalam orasinya .

Di gedung Kemendikbud mahasiswa mendesak dan berjanji untuk tetap berada di depan pagar gedung sampai keinginannya bisa didengar dan direalisasikan. Bahkan massa aksi sempat mengancam akan menerobos masuk kedalam pintu gerbang. Adapun salah satu tuntutannya adalah percepatan pemerataan pendidikan di Indonesia, yang mana ini masih sangat jauh dari apa yang diharapkan. Hanya provinsi DKI jakarta yang menyiapkan 20% dari APBD untuk pendidikan.

Selain itu, mahasiswapun mendesak penghapusan Ujian Nasional (UN) dan UNBK karena disinyalir banyak kecacatan disana. Terjadi banyak kecurangan, politisasi, kurang efektif dan kurang efisien. Tapi lagi lagi massa aksi kembali dikecewakan karena menteri yang bersangkutan enggan untuk menemui perwakilan massa aksi, sempat terjadi dorong dorongan antara massa aksi dengan aparat yang berjaga, sebagai bentuk luapan emosi massa aksi. Namun aksi masih bisa dikendalikan dan berjalan lancar kembali setelah perwakilan dari massa aksi diperbolehkan masuk untuk beraudiensi dengan perwakilan pihak terkait.

Selain itu, massa aksi juga menuntut teralisasinya nawacita Jokowi JK yang disana tertulis jelas akan mengadakan wajib belajar (Wajar) 12 tahun tanpa biaya apapun, yang mana janji ini hanya dirasakan oleh warga DKI saja sedangkan untuk daerah terpencil janji ini belum terealisasi dan masih jauh dari apa yang diharapkan.  Aksi ini di meriahkan dengan aksi teatrikal yang disana menggambarkan salah satu  potret pendidikan di Indonesia yaitu kesenjangan sosial yang mempengaruhi kebijakan sekolah. Teatrikal yang berjudul: "Yang kaya dan yang miskin sama-sama membutuhkan pendidikan" ini disambut dengan meriah oleh massa aksi.

Massa aksi membubarkan diri setelah beberapa perwakilan dari mahasiswa selesai beraudiens dengan pihak terkait.  Kemendikbud melalui staf humasnya berjanji kepada massa aksi untuk bisa menyampaikan aspirasi kepada menteri pendidikan Indonesia, dan ditutup dengan penyerahan kotak yang berisi surat untuk bapak menteri pendidikan dari anak-anaknya di daerah dari berbagai tingkatan, surat itu sebagian besar berisi harapan-harapan anak bangsa khususnya dari daerah yang masih kurang diperhatiakannya dalam bidang pendidikan.

(Muhamad Iqbal N)
~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar