Kamis, 06 April 2017

Kisah Tentang Kumis





Kisah Tentang Kumis


Kumis adalah rambut yang tumbuh di atas bibir, di bawah hidung. Umumnya hanya tumbuh lebat pada laki-laki. Di Indonesia dan negara-negara bagian Asia lainya terutama Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Barat, dan termasuk juga Indonesia yang pada umumnya termasuk suku Melayu dan Jawa, Kumis adalah sebagai identitas Pria sejati.

Oleh karena itulah tokoh kita yang berkumis, sebut saja namanya Adi, sangat bangga dengan kumisnya. Karena kumisnya itulah dia bisa berpacaran dengan seorang gadis cantik. Sebut saja Ida, adalah seorang wanita yang sangat tergila-gila dengan pria berkumis tebal, yaitu Adi sendiri. Karena kumis tebal itulah akhirnya mereka menikah. Singkat cerita, mereka hidup bahagia. Adi dengan tekun merawat kumis tebalnya itu.

Akhirnya setelah bertahun-tahun menikah, Adi kini menjadi seorang Manager yang penting di perusahaannya bekerja. Kedudukan dan pergaulannya, menyebabkan Adi sering berkenalan dengan wanita-wanita cantic. Tak pelak, sesekali terjadi juga perselingkuhan itu. Tetapi Adi bisa dengan rapih menata perselingkuhannya agar tidak terbau, apalagi oleh isterinya Ida.

Pada suatu ketika, Adi kepincut dengan seorang gadis. Dia sangat tergila-gila padanya. Tapi, sayangnya Ati, demikian nama gadis itu, tidak suka pria bekumis. Akhirnya, karena lebih mengutamakan syahwat, Adi bersedia mencukur licin kumis tebalnya. Dan perselingkuhan itu pun berlangsung seperti yang mereka harapkan.

Pada tengah malam, Adi tersadar bahwa dia harus pulang ke isterinya. Dan dia kaget bukan kepalang setelah ingat akan kumisnya yang telah licin sekarang. Dia sangat menyesal, tetapi apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur. Maka dia harus tetap pulang dan mempersiapkan jawaban yang kira-kira masuk akal. Akhirnya Adi pun pulang dengan kepala yang berkecamuk rencana dan alibi.

Sesampai di rumah, setelah membuka pintu rumah dengan kuncinya sendiri, Adi merasa cukup tenang karena ternyata isterinya Ida sudah tertidur lelap. Dia pun perlahan menuju kamar, menegndap-endap merebahkan diri di Kasur, kemudian menyelimuti mukanya. Hatinya kini tenang untuk sementara waktu. Tetapi tiba-tiba sang isteri menggeliat dan tangannya menempel di wajah Adi, lalu mengusap-usap area kumisnya yang telah licin. Adi pun pucat seketika. Lalu tiba-tiba saja Ida sang isteri berbisik ketelinganya: “Julianto, kenapa masih disini, kog belum pulang juga? Masih pengen lagi ya?”
***(TT)
~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar