Orang Tua Adalah Madrasah Utama Pendidikan Anak
Oleh: Reni Marlina
Pengertian keluarga juga dapat
dilihat dalam arti kata yang sempit, sebagai keluarga inti yang merupakan
kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk berdasarkan pernikahan
dan terdiri dari seorang suami (ayah), isteri (ibu) dan anak-anak mereka.
Sedangkan keluarga dalam arti kata yang lebih luas misalnya keluarga RT,
keluarga komplek, atau keluarga Indonesia. (Munandar, 1985).
Keluarga menjalankan peranannya sebagai suatu sistem sosial
yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya
sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga
sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak.
Berawal dari keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan untuk
bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku yang
menyimpang.
Dalam islam peran keluarga sangat penting. Salah satu nya
Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an seorang anak harus lah berbuat baik pada
kedua orang tua. Maka dari itu, seorang anak yang baik juga akan memberikan
dampak yang baik jika di didik dengan baik pula. Terutama
menyangkut pendidikan, Di Indonesia sendiri masih banyak orang tua nya yang
kurang peduli akan pendidikan anak. Terutama di daerah pedesaan masih minim nya
perhatian orang tua terhadap pendidikan anak. Karena mereka berpikir bahwa
pendidikan tidak ada nilai di dalam nya dan kesadaran dari orang tua itu
sendiri. Menurut analisa penulis, ada beberapa daerah yang di kunjungi bahwa
masih banyak anak-anak yang tak mau sekolah karena kurang nya support atau
dukungan dari keluarga.
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi memegang peranan penting serta sangat mempengaruhi perkembangan
sikap dan intelektualitas generasi muda sebagai penerus bangsa. Keluarga,
kembali mengmbil peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
Berbagai aspek pembangunan
suatu bangsa, tidak dapat lepas dari berbgai aspek yang saling mendukung, salah
satunya sumber daya manusia. Terlihat pada garis-garis besar haluan negara
bahwa penduduk merupakan sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi
pembangunan nasional. Hal ini pun tidak dapat terlepas dari peran serta
keluarga sebagai pembentuk karakter dan moral individu sehingga menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas.
Keberhasilan pembangunan suatu
bangsa sangat memerlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas baik.
Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas baik tentunya memerlukan
berbagai macam cara. Salah satu diantanya adalah melalui pendidikan. Pendidikan
baik formal maupun informal. Pendidikan moral dalam keluarga salah satunya.
Walaupun memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi
rendah dalam hal moralitas, individu tidak akan berarti dimata siapa pun.
Pendidikan moral dimulai dari sebuah keluarga yang menanamkan budi pekerti
luhur dala setiap interaksinya. Sumber daya manusia berkualitas dapat dilihat
dari keluarganya.
Bukan hanya keluarga mampu dari segi materi, yang dapat
meningkatkan kualitas individunya melalui tambahan-tambahan materi pembelajaran
di luar bangku sekolah. Akan tetapi, keluarga sederhana di desa pun dapat
menjamin kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya dan keluhuran
budi pekerti merupakan hasil tempaan orang tua.
Oleh karena itu dalam penguatan peran keluarga dalam
mendidik anak yaitu memberikan semangat. Bahwasannya
setiap keluarga juga memberikan penguatan dan motivasi terhadap pendidikan
anak. Disini penulis memberikan beberapa pendapat terhadap penguatan keluarga
dalam pendidikan anak.
Pertama, pendekatan
terhadap anak lebih intens lagi. Salah satu nya dengan memberikan pendidikan
selain pendidikan formal di sekolah. Terutama pendidikan moral atau akhlak.
Karena itu salah satu pembentuk karakter anak, dalam menghadapi generasi yang
lebih baik lagi.
Kedua, senantiasa
orang tua memberikan motivasi dan semangat terhadap anak dalam belajar.
Semangat atau support ini justru hal yang paling di butuhkan oleh setiap anak.
Karena dalam pendidikan kadang anak bingung menentukan pilihan nya. maka dari
itu, dengan adanya motivasi ini semoga bisa memberikan semangat anak semakin
lebih baik lagi.
Ketiga, Orang tua
merupakan panutan bagi anak-anaknya, untuk itu sebaiknya orang tua dapat
menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Orang tua juga harus membuka diri
terhadap perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Anak-anak memiliki
pemikiran yang kritis terhadap sesuatu yang baru. Bila orang tua tidak membuka
diri terhadap perkmbangan yang ada, kelak akan menuai kesulitan dalam menjawab
pertanyaan dari anak.
Pada akhirnya berbuah kebohongan dan
secara tidak langsung menanamkannya pada anak.
Keempat, memberikan pemahaman
akhlak yang intensif karena ini akan menunjang dalam pendidikan anak di usia
dini. Dengan anak memiliki moral yang baik mak ia dengan begitu akan memberikan
prestasi yang baik pula dalam pendidikannya.
Penguatan Peran Keluarga terhadap Pendidikan anak
merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi
oleh faktor bawaan (fitrah - nature) dan lingkungan (sosialisasi atau pendikan
– nurture). Potensi karakter yang baik dimiliki manusia sebelum dilahirkan,
tetapi potensi tersebut harus terus-menerus dibina melalui sosialisasi dan
pendidikan sejak usia dini.
Meskipun semua pihak bertanggung jawab atas
pendidikan karakter calon generasi penerus bangsa (anak-anak), namun keluarga
merupakan wahana pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak. Untuk
membentuk karakter anak keluarga harus memenuhi tiga syarat dasar bagi
terbentuknya kepribadian yang baik, yaitu maternal bonding, rasa aman, dan
stimulasi fisik dan mental.
Selain itu, jenis pola asuh yang diterapkan orang
tua kepada anaknya juga menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak di
rumah. Kesalahan dalam pengasuhan anak di keluarga akan berakibat pada
kegagalan dalam pembentukan karakter yang baik.
Kegagalan keluarga dalam melakukan pendidikan
karakter pada anak-anaknya, akan mempersulit institusi-institusi lain di luar
keluarga (termasuk sekolah) dalam upaya memperbaikinya. Kegagalan keluarga
dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang
tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran
bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak-anak
mereka dalam keluarga.
~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar