Sabtu, 20 Mei 2017

Orang Tua Adalah Madrasah Utama Pendidikan Anak







Orang Tua Adalah Madrasah Utama Pendidikan Anak


 

Oleh: Reni Marlina

Pengertian keluarga juga dapat dilihat dalam arti kata yang sempit, sebagai keluarga inti yang merupakan kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk berdasarkan pernikahan dan terdiri dari seorang suami (ayah), isteri (ibu) dan anak-anak mereka. Sedangkan keluarga dalam arti kata yang lebih luas misalnya keluarga RT, keluarga komplek, atau keluarga Indonesia. (Munandar, 1985).

Keluarga menjalankan peranannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak. Berawal dari keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan untuk bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku yang menyimpang.

Dalam islam peran keluarga sangat penting. Salah satu nya Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an seorang anak harus lah berbuat baik pada kedua orang tua. Maka dari itu, seorang anak yang baik juga akan memberikan dampak yang baik jika di didik dengan baik pula. Terutama menyangkut pendidikan, Di Indonesia sendiri masih banyak orang tua nya yang kurang peduli akan pendidikan anak. Terutama di daerah pedesaan masih minim nya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak. Karena mereka berpikir bahwa pendidikan tidak ada nilai di dalam nya dan kesadaran dari orang tua itu sendiri. Menurut analisa penulis, ada beberapa daerah yang di kunjungi bahwa masih banyak anak-anak yang tak mau sekolah karena kurang nya support atau dukungan dari keluarga.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting serta sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan intelektualitas generasi muda sebagai penerus bangsa. Keluarga, kembali mengmbil peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Berbagai aspek pembangunan suatu bangsa, tidak dapat lepas dari berbgai aspek yang saling mendukung, salah satunya sumber daya manusia. Terlihat pada garis-garis besar haluan negara bahwa penduduk merupakan sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan nasional. Hal ini pun tidak dapat terlepas dari peran serta keluarga sebagai pembentuk karakter dan  moral individu sehingga menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat memerlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas baik. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas baik tentunya memerlukan berbagai macam cara. Salah satu diantanya adalah melalui pendidikan. Pendidikan baik formal maupun informal. Pendidikan moral dalam keluarga salah satunya.

Walaupun memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi rendah dalam hal moralitas, individu tidak akan berarti dimata siapa pun. Pendidikan moral dimulai dari sebuah keluarga yang menanamkan budi pekerti luhur dala setiap interaksinya. Sumber daya manusia berkualitas dapat dilihat dari keluarganya.

Bukan hanya keluarga mampu dari segi materi, yang dapat meningkatkan kualitas individunya melalui tambahan-tambahan materi pembelajaran di luar bangku sekolah. Akan tetapi, keluarga sederhana di desa pun dapat menjamin kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya dan keluhuran budi pekerti merupakan hasil tempaan orang tua.

Oleh karena itu dalam penguatan peran keluarga dalam mendidik anak yaitu memberikan semangat. Bahwasannya setiap keluarga juga memberikan penguatan dan motivasi terhadap pendidikan anak. Disini penulis memberikan beberapa pendapat terhadap penguatan keluarga dalam pendidikan anak.

Pertama, pendekatan terhadap anak lebih intens lagi. Salah satu nya dengan memberikan pendidikan selain pendidikan formal di sekolah. Terutama pendidikan moral atau akhlak. Karena itu salah satu pembentuk karakter anak, dalam menghadapi generasi yang lebih baik lagi.

Kedua, senantiasa orang tua memberikan motivasi dan semangat terhadap anak dalam belajar. Semangat atau support ini justru hal yang paling di butuhkan oleh setiap anak. Karena dalam pendidikan kadang anak bingung menentukan pilihan nya. maka dari itu, dengan adanya motivasi ini semoga bisa memberikan semangat anak semakin lebih baik lagi.

Ketiga, Orang tua merupakan panutan bagi anak-anaknya, untuk itu sebaiknya orang tua dapat menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Orang tua juga harus membuka diri terhadap perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Anak-anak memiliki pemikiran yang kritis terhadap sesuatu yang baru. Bila orang tua tidak membuka diri terhadap perkmbangan yang ada, kelak akan menuai kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari anak.

Pada akhirnya berbuah kebohongan dan secara tidak langsung menanamkannya pada anak.  Keempat, memberikan pemahaman akhlak yang intensif karena ini akan menunjang dalam pendidikan anak di usia dini. Dengan anak memiliki moral yang baik mak ia dengan begitu akan memberikan prestasi yang baik pula dalam pendidikannya.

Penguatan Peran Keluarga terhadap Pendidikan anak merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah - nature) dan lingkungan (sosialisasi atau pendikan – nurture). Potensi karakter yang baik dimiliki manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus-menerus dibina melalui sosialisasi dan pendidikan sejak usia dini.

Meskipun semua pihak bertanggung jawab atas pendidikan karakter calon generasi penerus bangsa (anak-anak), namun keluarga merupakan wahana pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak. Untuk membentuk karakter anak keluarga harus memenuhi tiga syarat dasar bagi terbentuknya kepribadian yang baik, yaitu maternal bonding, rasa aman, dan stimulasi fisik dan mental.

Selain itu, jenis pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya juga menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak di rumah. Kesalahan dalam pengasuhan anak di keluarga akan berakibat pada kegagalan dalam pembentukan karakter yang baik.

Kegagalan keluarga dalam melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, akan mempersulit institusi-institusi lain di luar keluarga (termasuk sekolah) dalam upaya memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak-anak mereka dalam keluarga. 

~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar